Orang Kaya Berasal Dari Jiwa Yang Kaya Part II


Assalamu'alaikum Wr. Wb sobat Actioner, setelah kemarin bung Dien membuat artikel mengenai Orang Kaya Berasal Dari Jiwa Yang Kaya, dan masih bersambung. Sekarang bung Dien merelease sambungannya bagi Sobat Actioner.

Sebelum kita menyelam lebih lanjut mengenai ke empat sifat manusia pada Part I, yakni:
1. Orang Kaya dan Berjiwa Kaya.
2. Orang Kaya namun Berjiwa Miskin.
3. Orang Miskin namun berjiwa Kaya.
4. Orang Miskin Dan berjiwa Miskin.

Maka sangatlah baik jika kita mengenal terlebih dahulu intisari dari ke empat sifat itu. Inti dari ke empat sifat itu sebenarnya hanya ada dua yaitu Jiwa Kaya dan Jiwa Miskin. Berikut saya akan mencoba berbagi hasil pengamatan saya terhadap dua sifat tersebut.

1.      1. Orang yang berjiwa kaya
Orang yang berjiwa kaya belum tentu dia kaya pula segi zhahirnya. Dalam artian belum tentu dia memiliki banyak harta. Dan orang yang memiliki banyak harta alias kaya secara zhahir belum tentu dia memiliki jiwa yang kaya pula. Banyak sekali ciri dari orang yang berjiwa kaya.

Yang paling menonjol adalah orang yang berjiwa kaya itu tidak pelit, kalau bahasa lainya yaitu dermawan. Biasanya orang yang berjiwa kaya tidak pernah perhitungan dalam uang, makanan dan sebagainya. Tidak perhitungan disini bukan berarti dia boros, maksudnya adalah dia tidak itung-itungan dalam berbagi. Karena orang yang berjiwa kaya hatinya selalu merasa berkecukupan. Orang yang berjiwa kaya akan lebih bersyukur dengan semua nikmat yang ada, ada akan selalu lapang dengan semua musibah dan masalah yang terjadi. Orang sunda mengenal orang yang berjiwa kaya dengan sebutan “jembar hate”.

Orang yang berjiwa kaya biasanya tidak akan membesar-besarkan suatu masalah, selama masalah itu memang bisa ditolerir. Terutama masalah yang menyangkut uang, jika itu masih diambang batas maka orang yang berjiwa kaya akan senantiasa santai dan memaafkan. Bukan berarti orang yang berjiwa kaya ini tidak memperjuangkan hak-haknya, namun dia akan memuntut haknya tanpa harus mengintimidasi pihak lain. Orang yang berjiwa kaya ini lebih ke orang yang berpikir dengan otak kanan (jika anda pernah membaca buku dari Ippho Santosa). Orang yang berjiwa kaya akan berusaha untuk menabah pendapatan, bukan mengurangi pengeluaran.

Orang yang berjiwa kaya, saat dia berada dalam posisi sebagai pembeli misalnya, maka dia tidak terlalu menuntut pelayanan berlebihan dari sang penjual, apa lagi sampai marah-marah kepada sang penjual. Dia tidak akan menawar harga jauh dari pasaran. Orang yang berjiwa kaya lebih menanamkan rasa percaya kepada penjual, namun tetap teliti secara normal dalam membeli. Biasanya orang yang berjiwa kaya membeli berorentasi pada kebutuhan bukan keinginan.

Jika dalam posisi sebagai penjual, maka orang yang berjiwa kaya akan melayani pembelinya dengan baik. Tidak akan membandrol harga terlalu tinggi. Tidak curang dalam berjualan untuk mengalahkan saingannya. Hal ini juga tidak hanya dalam hal jual-beli, tapi dalam hal lainnya. Orang yang berjiwa kaya biasanya sangat mudah dalam mencari rezeki, karena dia selalu berbagi sehingga rezeki pun mengalir sendiri. Orang yang berjiwa kaya tidak akan bersikap sombong dengan apa yang dia miliki, tidak suka pamer. Orang yang berjiwa kaya tidak suka menjilat. Orang yang berjiwa kaya akan lebih pengertian terhadap orang lain.

Masih banyak lagi ciri yang lainnya, yang akan saya sambung di part berikutnya. beserta ciri dari Jiwa Miskin. Semoga bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dalam memerbaiki jiwa dan umumnya bagi para pembaca yang juga sedang berusaha memperbaiki jiwa.

-Al Muh-
To Be Actioner
Previous
Next Post »