Budidaya ikan lele di tengah keterbatasan


Selamat malam khalayak sahabat Actioner,
Salam Sukses untuk kita semua.
Kali ini Bung din akan bercerita tetang kejayaan kisah masa lampau di tanah kelahiran bung din, tepatnya di Kp. bojong indah desa putat nutug kecamatan ciseeng, Bogor.

Jaman dulu kala, (cie elah bahasanya hahaha...) bila orang bertanya budidaya ikan terbesar di jabodetabek itu pasti akan tertuju pada Kecamatan parung. Ya karena parung memang penghasil ikan yang patutu diperhitungkan. Dan karena itu pula lah tugu di daerah parung itu berlambangkan ikan.

Namun tidak banyak yang tahu bahwa sentra penghasil ikan parung itu sendiri adalah dari daerah Ciseeng, yang sekarang menjadi kecamatan baru pecahan dari Kecamatan Parung. Begitu kira-kira sekilas teritorialnya.

Sekarang perikanan di kawasan ciseeng amatlah mengkhawatirkan, semakin hari semakin berkurang lahan untuk bertani, terutama mengenai masalah irigarinya. Sebut saja di salah satu kampung yang berada di Ciseeng yaitu Kp. Bojong indah. Yang beberapa dekade lalu menjadi penghasil ikan sekarang telah vakum, tidak lain karena tidak adanya irigasi. Bantuan pemerintah untuk perikanan sama sekali terlihat batang hidungnya. Akhirnya lahan perikanan pun berubah jadi pesawahan yang hasilnya tidak lebih baik.



Sebut saja pak Memed, pria kelahiran setengah abad lalu ini mulai kembali membangkitkan semangat para punggawa petani ikan untuk eksis kembali di gelantika perikanan tanah air. Singkat cerita beliau menggali lahan perikanan yang mulai mengering sehingga bisa keluar mata air. Jadi bisa tetap ada air meski irigasi hanya dari air hujan. Tapi bukan perkara mudah menggali empang di daerah ini, karena tanahnya yang cadas level 15. Tak ayal membuat waktu dan biaya penggalian membengkak.

Kolam ikan lele pedaging
Tapi dengan tekat yang kuat meski modal pas-pasan jadilah beberapa kolam ikan.

Kolam bibit ikan lele

Kolam ikan lele pedaging



           Memang usaha pak Memed ini masih dalam tahap perintisan, jadi masih belum berdampak besar. tapi setidaknya untuk saat ini sudah bisa membantu menyediakan lapangan pekerjaan bagi para tetangga yang tidak bekerja untuk ikut membantu dalam mengelola perikanan ini.

            Saat ini pak Memed mensiasati hal itu dengan memberi pakan ikan lele dengan limbah ayam mati dari peternak ayam potong. Karena harganya lebih murah di banding pelet ikan, jadi biaya pakan bisa ditekan.

Pengolahan ayam mati untuk pakan ikan lele

Proses pemberian pakan lele

Setiap hari pak Memed menghabiskan setidaknya 1 kwintal ayam mati. Selain untuk pakan lele pak memed juga secara tidak langsung berjasa besar mengurangi jumlah peredaran ayam tiren di pasaran hahahaha....
Mengenai peluang pemasaran untuk lele pedaging ini memang sangat besar. Karena tidak banyak petani ikan pedaging, alasan utamanya adalah mahalnya pakan. Jika petani memberi pakan dengan pelet ikan maka hasilnya petani akan jauh merugi. Memang dengan pakan ayam mati seperti ini hasil ikan kurang merata ukurannya dibanding dengan pakan pelet. jadi jika anda petani lele atau berniat ingin bertani lele saya sarankan untuk memberi pakan seling antara pelet dan ayam mati. Perbandingannya kira-kira 20% pelet ikan dan 80% dengan limbah ayam mati. Pelet diberikan hanya saat ukuran lele masih seukuran 10-11 cm, kurang lebih selama 2 minggu. Masa Panen ikan lele sekitar 50 hari.
   
Sampai disini dulu ya sahabat actioner, nanti kita sambung lagi. Semoga pemerintah lebih memperhatikan petani micro seperti ini, sehingga roda ekonomi bisa berjalan seiringan dari bawah sampai atas. Dan bagi yang ingin bermitra dengan pak Memed bisa kontak admin To Be actioner. :)


Panen ikan lele ukuran 11-12




Previous
Next Post »